Press Release:
Refleksi Hakteknas 2016
Euro Management Indonesia
Untuk
memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21, 10 Agustus
2016,konsultan pendidikan internasional Euro Management Indonesia (EMI)
menyampaikan refleksi kebangsaan terkait dengan esensi kebangkitan teknologi
yang sangat ditentukan oleh pembinaan siswa berbakat dan menumbuhkan tradisi
ilmiah.
Hakteknas dan Tradisi Ilmiah Sejak Muda
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Hakteknas)
ke-21 pada 10 Agustus 2016 dipusatkan di Kota Solo dan dihadiri langsung oleh
Presiden Joko Widodo. Sejarah dan latar belakang Hakteknas adalah terbang
perdana Pesawat N-250 rancang bangun putra-putri bangsa Indonesia yang
bergabung dalam industri pesawat terbang nasional (PT DI). Keberhasilan
pembuatan pesawat terbang tercanggih dikelasnya saat itu bisa dikatan sebagai
gotong royong oleh ribuan ilmuwan atau teknolog yang sejak muda telah
disekolahkan dan dibina dalam program nasional.
Untuk membangkitkan teknologi nasional tidak bisa
dengan jalan pintas atau diserahkan begitu saja kepada pasar. Kebangkitan
teknologi harus disertai dengan menguatkan tradisi ilmiah atau keilmuwan bagi
kaum kaum muda. Tradisi keilmuwan sejak muda, atau sejak sekolah menengah
sangat perlu untuk menemukan siswa-siswa berbakat lalu diberi kesempatan untuk
kuliah diperguruan tinggi yang baik, termasuk mengirimkan mereka ke luar negeri
untuk belajar di perguruan tinggi terkemuka dan memiliki tradisi ilmiah yang
unggul.
Peringatan Hakteknas 2016 ini harus dijadikan
momentum untuk memulai kembali inisiatif BJ Habibie yang telah berhasil
mencetak ribuan tenaga ahli kelas dunia lewat berbagai skema Bea Siswa Luar
Negeri (BSLN). Tentunya pada saat ini kondisinya sangat memungkinkan untuk
membuat skema yang tidak hanya mengandalkan anggaran pemerintah pusat.
Untuk mengakselerasi kebangkitan tekonologi perlu
melakukan transformasi pendidikan menuju peradaban Indonesia yang unggul dengan
berbagai terobosan baru. Terobosan itu antara lain menjaring siswa SMA yang
berbakat untuk mendapatkan kredit beasiswa dari lembaga keuangan atau korporasi
dan pemerintah daerah guna melanjutkan kuliah di perguruan tinggi terkemuka di
luar negeri. Setiap kabupaten atau kota setidaknya setiap tahun rutin
mengirimkan minimal 10 siswa berbakat.
Pengiriman lulusan SMA berbakat untuk kuliah di
perguruan tinggi di luar negeri perlu bekerja sama dengan konsultan pendidikan
internasional yang bisa membimbing siswa untuk menguasai bahasa asing seperti
seperti bahasa Jerman, Prancis, Jepang. Karena pengajaan bahasa tesebut kini
tidak ada lagi di SMA. Selain itu konsultan pendidikan internasional bisa
membantu memberikan materi matrikulasi untuk menyesuaikan materi ajar dan
memberikan gambaran tentang budaya dan kondisi sosial dari negara yang akan
dituju. Selain itu juga membantu para siswa untuk mendapatlan akomodasi hingga
pendampingan bila mana perlu.
Urgensi
Kegiatan Ilmiah Remaja
Kebangkitan teknologi nasional bisa berkelanjutan
jika ditopang dengan tradisi ilmiah yang kokoh hingga sekolah menengah. Oleh
sebab itu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh kaum remaja adalah
investasi yang sangat besar bagi perjalanan bangsa ini. Aktivitas dan prestasi
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) dari tahun ketahun telah memompa motivasi
kebangsaan untuk melangkah maju. Motivasi itu menjadi berlipat ganda ketika
remaja Indonesia mulai bermunculan menjadi pemenang Olimpiade Internasional
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Para ilmuwan remaja yang tergabung dalam wadah KIR
sekolah menengah adalah calon ilmuwan
unggul dan akan menjadi ujung tombak daya saing manusia Indonesia menghadapi
era globalisasi dan perdagangan bebas.
Sifat para ilmuwan remaja yang kritis menghadapi
persoalan lingkungannya serta memiliki hobi mencermati segala macam fenomena
alam dan lingkungan sejak dini perlu dibina sebaik-baiknya. Kegiatan lomba
karya ilmiah remaja di negeri ini dipelopori oleh Profesor Andi Hakim Nasution
dan ilmuwan senior lainnya serta Olimpiade IPA (Fisika, Matematika, Kimia,
Biologi) yang dibinaoleh tokoh ilmuwan seperti Profesor Yohanes Surya, hal itu
hendaknya menjadi format yang ideal sebagai salah satu model untuk menjaring
bibit-bibit ilmuwan yang akan menjadi pelaku kebangkitan Iptek nasional.
Seperti dikemukakan dalam buku yang diterbitkan
oleh IPB yang berjudul "Profil Seorang Eksperimental" yang merupakan
potongan otobiografi Profesor Andi Hakim Nasoetion, menyibak budaya Iptek
dikalangan kaum belia lewat KIR. Lewat sentuhan kemanusiaan dan kearifan
seorang ilmuwan yang mantan Rektor IPB itu, telah lahir ribuan remaja yang
kreatif, inovatif, lancar menulis, dan peduli lingkungan sosialnya. Diantara
ribuan remaja tersebut juga telah mendapatkan bea-siswa ikatan dinas dari
Menristek BJ.Habibie untuk kuliah di perguruan tinggi terkemuka dunia. Dan
diantara mereka telah terlibat dalam rancang bangun Pesawat N-250 yang menjadi
ikon Hakteknas.
Sebagian besar aktivis kegiatan ilmiah remaja telah
berhasil menyelesaikan pendidikannya dan menggeluti profesi sebagai peneliti
diberbagai lembaga riset pemerintah maupun swasta. Diantara mereka adalah
penerima bea siswa Menristek BJ.Habibie untuk kuliah di luar negeri dan
berhasil meraih gelar master hingga doktor. Merekakini menjadi ilmuwan,
inovator dan pemikir yang tangguh. Antara lain,Beno Kunto Pradekso, seorang
inovator TIK dan ahli radar. Adi Sudadi Soembagijo ahli robotika, Fahmi Amhar
Peneliti utama Bakorsurtanal, Mikael Satya Wirawan Koordinator proyek rancang
bangun pesawat jet N-2130 PT Dirgantara Indonesia. Dan sederet ilmuwan lainnya.
Membenahi
Pengajaran IPA
Para pemimpin dunia, baik pemimpin pemerintahan
maupun korporasi semakin mengapresiasi dan bersimpati terhadap kegiatan ilmiah
remaja. Beberapa waktu yang lalu kasus Ahmed Mohammed, seorang pelajar di
Amerika Serikat berusia 14 tahun ditangkap polisi serta diborgol didepan kawan
sekolahnya sempat menyentak perhatian dunia. Perbuatan kreatif dan inovatif
Ahmed yang membuat jam digital dalam kotak menimbulkan kecurigaan dari gurunya
yang serta merta melibatkan polisi untuk menginterogasi remaja polos itu.
Ada pelajaran yang sangat berharga terkait kasus
Ahmed diatas. Kasus Ahmed telah mendapat perhatian luas, termasuk dari Presiden
Barack Obama, CEO Facebook Mark Zuckerberg, Google hingga Twitter. Hasilnya
Ahmed mendapat undangan silih berganti
untuk berkunjung ke Gedung Putih dan ke kantor pusat Facebook, Twitter dan
Google.
Bahkan Presiden Obama menyatakan bahwa Ahmed telah
menginspirasi para anak untuk menyukai ilmu alam. Pengajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) di sekolah merupakan wahana yang strategis untuk menumbuhkan
inovasi nilai dan teknologi. Pengajaran IPA secara ideal di sekolah merupakan
investasi masa depan yang tiada taranya bagi suatu bangsa. Itulah kredo yang
mendasari pemerintah Amerika Serikat yang begitu getolnya melibatkan entitas
pendidik untuk terlibat aktif dalam berbagai program riset nasional.
Seperti yang terjadi dalam misi pesawat ruang
angkasa Endeavour, dimana salah satu astronotnya adalah seorang ibu guru IPA
Sekolah Dasar yang bernama Barbara Morgan. Sudah beberapa dekade program
tersebut dilakukan. Sesuatu yang sudah biasa, jika lembaga-lembaga ilmiah di
Amerika Serikat selalu memberikan kesempatan kepada para guru sekolah dasar dan
menengah untuk terlibat. Seperti program NASA dengan misi penerbangan pesawat
Vomit Comet hingga penerbangan ruang angkasa pesawat Endeavour.
Disisi yang lain pengajaran IPA untuk sekolah dasar
dan menengah di Indonesia kebanyakan masih minimalis. Pengajaran IPA kebanyakan
belum mampu memberikan motivasi berkreasi teknologi, proses nilai tambah dan
solusi praktis problema kemasyarakatan. Karena pengajaran IPA masih sebatas
hafalan rumus-rumus yang kurang membumi.
Perlupembenahan dan mencari model pengajaran IPA
yang mampu menumbuhkan inovasi dan sikap positif terhadap kemajuan teknologi,
proses nilai tambah dan mampu menjaga lingkungan. Sikap positif tersebut pada
gilirannya akan menghapuskan gagap teknologi yang masih marak dikalangan rakyat
Indonesia.
Idealnya pengajaran IPA disekolah dasar dan
menengah harus mampu menumbuhkan sikap atau karakter ilmiah (scientific
attitude). Karakter ilmiah tersebut mengemuka dalam diri siswa dalam bentuk
sikap ingin tahu (curiosity), kebiasaan mencari bukti sebelum menerima
pernyataan (respect for evidence), sikap luwes dan terbuka dengan gagasan
ilmiah (flexibelity), kebiasaan bertanya secara kritis (critical reflection)
serta sikap peka terhadap lingkungan sekitar (sensitifity to living things and
environment).
Saatnya mengarahlan kurikulum mata pelajaran IPA
untuk membina sikap positif siswa terhadap inovasi dan menjaga lingkungan
hidup. Sikap ilmiah tersebut dapat mudah dicapai jika proses belajar mengajar
IPA banyak melibatkan metode eksperimental. Jadi, tidak sekedar interaksi satu
arah dan menekankan hafalan (rote learning) melainkan belajar yang sesungguhnya
(meaningful learning). Itulah yang menjadi titik berat kebijakan pengajaran IPA
di Amerika Serikat sehingga pemerintah sampai harus melibatkan pendidik dalam
program riset nasional. Keseriusan tersebut membuahkan spirit nasional
bangkitnya inovasi dan teknologi secara berkesinambungan.
Jakarta, 10
Agustus 2016
Bimo
Sasongko, BSAE, MSEIE, MBA
President
Director & CEO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar