PRESS RELEASE
Peringatan Hari Guru Nasional 2016
“Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia
Karena Karya”
Peran Guru Membangun Optimisme Bangsa
dan Mencetak SDM Unggul Kelas Dunia
Peringatan
Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November 2016 sebaiknya dijadikan momentum
untuk merancang postur guru nasional yang ideal untuk meningkatkan daya saing
bangsa.Postur guru nasional yang jumlahnya sekitar 3 juta orang merupakan
elemen bangsa yang sangat penting untuk membangun karakter dan rasa optimisme
bangsa serta mencetak SDM unggul kelas dunia.
Tema
HGN 2016 adalah “Guru dan Tenaga
Kependidikan Mulia Karena Karya”. Kalimat mulia karena karya menekankan
penghargaan untuk profesi guru dan tenaga kependidikan. Penghargaan di atas
diharapkan benar-benar nyata dan relevan dengan kemajuan jaman.
Euro
Management Indonesia sebagai lembaga dan konsultan pendidikan internasional
visi dan misinya dijiwai oleh semangat dan pengabdian para guru. Yang hakekatnya
bertanggung jawab mencetak SDM bangsa yang bisa mengendalikan semangat jaman.
SDM yang bisa eksis dalam pusat peradaban dunia dan jantung pengembangan Iptek
di negara maju.
Milestone
Euro Management Indonesia searah dengan Impian Indonesia yang telah tersimpan
dalam kapsul waktu oleh Presiden Joko Widodo. Yang intinya adalah kerja besar
untuk mewujudkan SDM Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa
lain di dunia.
Kini
para guru memiliki peran startegis untuk Menggelorakan Optimisme Indonesia.
Apalagi pada saat ini media pemberitaan dipenuhi oleh berita muram dan
turbulensi politik yang berpengaruh terhadap psikologi warga bangsa. Berita
ketegangan politik sangat mendominasi media mainstream dan sosial media. Hal
itu telah mempengaruhi spirit kebangsaan dan menggerus energi kreatif bangsa.
Padahal daya kreativitas adalah kunci daya saing bangsa. Perlu menggelorakan
rasa optimis warga bangsa sebagai penawar efek negatif pemberitaan media yang
bersifat bad news.
Menggelorakan
optimisme Indonesia sebaiknya dijadikan agenda para guru dengan mengemukakan
tajuk “Indonesia Good News” dengan program konkrit berupa Gerakan Indonesia
Berkreasi dan Berinovasi, Gerakan Indonesia Produktif hingga Gerakan Indonesia
Menggapai Supremasi Peradaban dan Iptek Dunia oleh putra-putri Ibu Pertiwi.
Gerakan tersebut diharapkan bisa mencegah distorsi motivasional kebangsaan
akibat dominasi pemberitaan yang muram seputar Indonesia.Para guru bisa
mengatasi fenomena kegalauan bangsa yang terus menayang di hadapan publik.
Tanpa optimisme rakyat maka negara ini bisa terpuruk.
Guru
memiliki peran strategis untuk menyadarkan bahwa Indonesia adalah negara besar
dengan potensi luar biasa, namun belum didayagunakan dan menampilkan performa
yang sesungguhnya. Kapasitas dan potensi yang dimiliki belum didayagunakan
secara optimal. Prestasi yang dicapai saat ini belum mencerminkan kondisi riil.
Negeri ini masih tumbuh dibawah kapasitasnya. Ibarat pabrik raksasa, kapasitas
yang idle masih sangat besar dan harus segera dibangkitkan.
Euro
Management Indonesia melihat bahwa para guru mampu berperan mewujudkan Gerakan
Indonesia Kreatif dan Inovatif. Guru bisa mendorong kegiatan kreatif apapun
bentuknya hingga menjadi entitas ekonomi yang tangguh. Kegiatan itu mendasarkan
diri pada filosofi alamiah tentang kemampuan merakit pada embrio makhluk hidup
setelah mengalami fertilisasi. Gen yang mengatur dan mengendalikan proses dan
kemampuan merakit diri sejak sel telur hingga terus membelah diri menjadi
bentuk dan performansi yang paripurna disebut sebagai gen-gen homeotik
(homeotic genes). Pada diri anak manusia, gen tersebut terletak dibagian tengah
kromosom 12, yang bisa dianalogikan sebagai proses kreativitas alamiah yang
sangat menakjubkan dan merupakan gambaran akan kebesaran Tuhan.
Filosofi
Homeotik sebaiknya dijadikan landasan para guru untuk mengembangkan daya
kreatif Indonesia Raya.Bermacam proses kreatif anak bangsa bisa membelah diri
sesuai dengan karakter dan relevansinya masing-masing sehingga mampu
memfasilitasi potensi lokal untuk bersaing secara global.
HGN
merupakan titik tolak untuk mewujudkan guru ideal yang menjadi sosok inspiratif
bagi siswa. Hingga saat ini sosok guru yang inspiratif dan adaptif dengan
kemajuan dunia jumlahnya belum menggembirakan.
Untuk
membentuk guru yang ideal dan sumber inspiratif dibutuhkan wahana dan
kesempatan bagi guru untuk mengikuti perkembangan global. Wahana tersebut untuk
menunjang proses pengajaran serta meningkatan profesionalitas guru. Sedangkan
kesempatan yang harus diberikan untuk guru adalah mengikuti pendidikan lanjutan
ke luar negeri atau mengikuti bermacam
event tentang perkembangan metode pendidikan global dan Iptek yang relevan.
Eksistensi
guru bagi suatu bangsa adalah kunci kemajuan. Bagi negara maju, guru adalah
segalanya. Seperti dalam sikap pemimpin bangsa Jepang Kaisar Hirohito saat
menghadapi kalah perang dan kehancuran bangsanya hingga di titik nadir. Untuk
membangkitkan kembali bangsanya Hirohito terlebih dahulu menata dan menghimpun
para guru.
Jumlah
guru yang memiliki Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan ( NUPTK)
mencapai 3 juta orang. Jumlah tersebut sebagian besar sedang menunggu proses
sertifikasi. Banyak yang kurang menyadari bahwa standar profesi guru yang
digariskan dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)
dengan cara uji sertifikasi sejatinya bukanlah tujuan akhir. Melainkan titik
awal lintasan profesi guru untuk meningkatkan kompetensinya dengan progres yang
lebih terukur.
Sebagai
titik awal, sertifikasi mesti disertai dengan tingkat kesejahteraan dan
pengembangan karir guru secara progresif. Indonesia jangan kalah dengan
Malaysia yang sangat bersemangat mengembangkan profesi guru dengan cara
mengirim ke berbagai negara. Para guru dari daerah yang memiliki prestasi
tinggi sebaiknya diberi kesempatan untuk belajar di negara maju agar memiliki
wawasan dan kompetensi kelas dunia. Guru tersebut sebelumnya diberi kesempatan
meningkatkan kemampuan berbahasa asing beserta pengetahuan kebudayaan dan
karakter bangsa yang sudah mencapai tingkat kemajuan.
Insentif
untuk guru sebaiknya tidak hanya berupa uang. Tetapi juga berupa kesempatan
untuk kuliah lagi atau kursus keahlian tambahan di negara maju dan pusat
peradaban dunia.
Saatnya
mewujudkan alokasi anggaran pendidikan yang benar-benar relevan dan tepat
sasaran. PGRI yang menjadi wadah profesi guru sudah beberapa kali melakukan
gugatan hukum terkait dengan implementasi anggaran pendidikan dalam APBN
sebesar 20 persen seperti yang dinyatakan dalam UUD 1945. PGRI melakukan
gugatan lewat Mahkamah Konstitusi (MK) terkait implementasi 20 persen anggaran
pendidikan secara tepat. Karena selama ini persentasi anggaran tersebut dalam
prakteknya di daerah sering bias sasaran. Bahkan anggaraan pendidikan banyak
yang dimasukkan dalam pos dana alokasi umum (DAU). Sehingga alokasinya kurang
relevan untuk sektor pendidikan.
Padahal
jika anggaran pendidikan itu dilaksanakan secara benar dan konsisten maka tidak
ada lagi gedung sekolah yang bobrok dan peningkatan mutu guru bisa dipercepat.
Dalam
lintasan sejarah Indonesia, para guru selalu menjadi pelopor dan pemimpin
perubahan. Para pahlawan bangsa sejak era pergerakan Budi Utomo hingga perang
mempertahankan kemerdekaan RI, mereka itu kebanyakan berlatar belakang pendidik
atau guru. Seperti halnya Panglima Besar Jenderal Sudirman yang memiliki latar
belakang guru sekolah Muhammadiyah.
Para
guru sekarang ini harus tetap mewarisi semangat juang para pahlawan bangsa.
Guru harus memiliki keyakinan dan tekad kuat membuat bangsanya melakukan lompatan
yang tidak kalah dengan bangsa lain dalam persaingan merebut supremasi dunia.
Ibu Pertiwi bangga jika pada 2030 kejayaan Indonesia terwujud. Seperti yang
telah diprediksi oleh McKinsey Global Institute.
Atas
perhatian dan kerjasama antara Euro Management Indonesia dan rekan-rekan
jurnalis media massa, baik media cetak maupun elektronik, kami sampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
Jakarta,
23 November 2016
Bimo
Joga Sasongko
President
Director & CEO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar