Nilai dan Semangat
Kepahlawanan
Merupakan Modal Utama Mencetak SDM Kelas Dunia
Merupakan Modal Utama Mencetak SDM Kelas Dunia
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2016,
bertema “Satukan Langkah untuk Negeri, Bangsa
yang Maju dan Mandiri adalah Cita Cita para Pahlawan Kusuma Bangsa”. Nilai
dan semangat Hari Pahlawan merupakan modal utama
untuk mencetak SDM nasional yang berdaya saing global dan berkompetensi kelas
dunia.
Euro
Management Indonesia sebagai konsultan pendidikan
internasional visi dan misinya dijiwai oleh nilai kepahlawanan bangsa. Agenda
dan milestone Euro Management Indonesia searah dengan Impian Indonesia yang telah diformulasikan oleh
segenap anak bangsa dan telah dikristalisasikan dalam kapsul waktu oleh
Presiden Jokowi di kota Merauke tahun 2015. Yang intinya adalah kerja besar untuk mewujudkan SDM Indonesia yang
kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. Sehingga Indonesia
menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.
Untuk
mewujudkan Impian Indonesia diatas perlu ditanamkan jiwa kepahlawanan bagi kaum
muda belia. Sehingga para kaum muda belia akan menjadi pahlawan pada jamannya
sesuai dengan bidang profesinya.
Mewarisi
nilai kepahlawanan bangsa sebaiknya menengok jendela sejarah. Karena disitu
akan terlihat bahwa semangat jaman hanya dapat dikendalikan oleh kaum muda belia.
Sejarah kebangsaan kita telah menyajikan gilang-gemilangnya para pahlawan
belia. Para pahlawan pada kurun waktu pra dan
pasca kemerdekaan Indonesia banyak
di antaranya mencapai puncak perjuangan dan pengabdian dalam
usia yang masih sangat belia.
Cita-cita
para pahlawan kusuma bangsa bisa terwujud secara efektif jika dilakukan oleh
kaum muda belia. Sejarah telah menunjukkan bahwa
semangat jaman hanya bisa dikendalikan dengan baik oleh kaum muda belia. Banyak
di antaranya menjadi pemimpin dalam usia
yang masih sangat belia. Bung Sjahrir, contohnya, ia terpilih menjadi Perdana
Menteri Republik Indonesia yang pertama pada usia 36 tahun. Kemudian ayah Presiden Gus
Dur, yakni KH Wahid
Hasyim diangkat menjadi Menteri Agama saat usianya 35 tahun. Muhamad Natsir
menduduki kursi Perdana Menteri Republik Indonesia pada usia 42
tahun. Bung Karno menjadi Presiden pertama Republik Indonesia ketika berusia 44 tahun. Dan
sederet lagi usia belia para tokoh dan pemimpin pergerakan Indonesia.
Layar
sejarah telah menyajikan kisah betapa belianya
pemimpin kita waktu itu. Dalam usia semuda itu mereka telah jatuh bangun dalam
perjuangan di segala bidang kehidupan. Hebatnya, meski belia namun secara intelektual dan kepemimpinan mereka telah
mencapai tingkat maturitas atau kematangan.
Indikator
maturitas kepemimpinan belia pada era proklamasi kemerdekaan
terlihat dengan jelas jika kita
membaca gagasan dan pemikiran dalam karya tulisnya yang sangat
intelektualistik. Mereka adalah figur-figur pahlawan sekaligus cendekia muda yang
sangat artikulatif dan visioner. Pada kapasitas diri mereka bersenyawa antara
aktivisme dan intelektualisme secara utuh. Dengan postur seperti itulah rakyat luas pada saat itu mudah memahami
gagasan dan visi kepahlawananya.
Dalam
usia yang sangat muda belia Bung Karno menulis buku Indonesia Menggugat yang
sangat menggetarkan dunia. Muhammad Natsir
menulis beberapa artikel ideologis dan kemudian dikumpulkan dalam Capita
Selecta yang mencerahkan kehidupan demokrasi pada saat itu. Bung Hatta menulis
Indonesia Merdeka dan sederet tulisan lainnya. Bung Sjahrir menulis Renungan
dalam Tahanan. Dan masih banyak lagi karya emas para pahlawan belia yang
lainnya. Mereka adalah intelektual muda yang secara psikologis benar-benar matang.
Menyelami
visi dan gagasan para pahlawan bangsa ibarat menikmati orkestra simphoni
kebangsaan yang sangat indah. Visi dan gagasan tersebut juga digali
dari tesis dan sintesa pemikiran tokoh-tokoh besar dunia. Kemudian
dikawinkan atau disenyawakan dengan kondisi sosial budaya rakyat Indonesia. Persenyawaan
tersebut bisa terjadi karena banyak pahlawan bangsa yang sejak belia sudah
berinteraksi dan belajar hingga ke luar negeri sehingga bisa mempelajari pada
pusat peradaban dunia dan ikut mengendalikan arus transformasi dunia. Baik di bidang sosial, budaya, politik dan Iptek.
Euro Management Indonesia berkiprah mencetak SDM
bangsa berkelas dunia yang akan mewujudkan Impian Indonesia dimana Ibu Pertiwi bangga
memiliki banyak belia yang memiliki kiprah
global dan segudang inisiatif
yang bertajuk let’s build a
smarter nation.
Bangsa Indonesia harus memiliki strategi dan transformasi
pembangunan sehingga bisa melakukan lompatan kemajuan yang hebat. Seperti hal nya
bangsa lain yang telah lebih dulu melakukan lompatan fantastis sehingga negerinya dalam waktu
yang singkat atau kurang dari satu generasi bisa mewujudkan kemajuan dan
kemakmuran.
Jika menengok jendela dunia kita mengenal Negara Irlandia
yang dijuluki sang Leprechauns. Negara itu
itu kini memiliki pendapatan nasional per kapita yang lebih tinggi dari Jerman,
Prancis, dan Inggris. Padahal, sebelumnya
negara itu selama empat abad dalam kondisi terpuruk dan penyandang
masalah sosial yang pelik. Bagaimana
sang Leprechauns dapat melompat menjadi negara kaya di benua Eropa kurang dari satu
generasi, tentunya adalah berkat dari transformasi pendidikan dan mengarahkan para muda belia
sejak sekolah menengah untuk mendapatkan
kesempatan emas dalam era globalisasi.
Pemuda Indonesia yang mewarisi semangat juang para
pahlawan bangsa tentunya juga bisa membuat bangsanya melakukan lompatan yang tidak
kalah dengan bangsa lain dalam persaingan merebut supremasi dunia. Para
Pahlawan Bangsa akan bangga jika pada 2030 kejayaan Indonesia mulai tampak.
Seperti yang diprediksi oleh Mc Kinsey Global Institute.
Atas perhatian dan kerjasama antara Euro Manajemen
Indonesia dan rekan-rekan jurnalis media massa, baik media cetak maupun
elektronik, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Jakarta, 10
November 2016
Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA
President Director & CEO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar