CATCH YOUR DREAMS AND LETS STUDY WORLDWIDE



Studi di SPANYOL & ITALIA

Ingin melanjutkan kuliah dan melihat keunikan 2 negara Latin di dunia❓

Ayo studi di Spanyol dan Italia ✈ 🇪🇸 🇮🇹

Sudah saatnya "Pemuda Zaman Now" Go Internasional  ✈ ✈




Info lebih lanjut hubungi:

☎ Hotline service:

+6281519040071
+62811998167
+628119989155

🏛 Euro Management Indonesia
Gd. Ir. H.M. Suseno - Rumah Eropa
Jl. R P. Soeroso No. 6,
Menteng, Jakarta Pusat.

📧 : info@euromanagement.co.id
🌐 : www.euromanagement.co.id

Share:

CATCH YOUR DREAMS AND LETS STUDY WORLDWIDE




Tahukah kamu⁉🤓
.
.
3 kota terbaik menurut survei tahunan Worldwide Quality of Living Survey adalah Wina, Zurich, dan Jenewa yang berada di negara Swiss dan Austria.. Ingin punya pengalaman kuliah di 3 kota terbaik tersebut?? Sudah saatnya "Pemuda Zaman Now" Go Internasional ✈ 





Hotline service: 

+62 81519040071
+62 8119989155
+62 811998167

 📧info@euromanagement.co.id 
🌐www.euromanagement.co.id 

🏫Rumah Eropa
Gd. Ir. H M. Suseno
Jl.R.P Soeroso No.6
Menteng - JakPus

Share:

TINGKATKAN KERJASAMA EURO MANAGEMENT INDONESIA - SEKOLAH SEKOLAH DI INDONESIA

📆 Jumat, 27 Oktober 2017
🏢 SMA Babusalam Pekanbaru
Jl. HR. Soebrantas Panam No.62,
Kota Pekanbaru – Riau



Penandatangan MoU Kerjasama antara Euro Management Indonesia dengan SMA Babusalam Pekanbaru.

Euro Management Indonesia melakukan Kerjasama Pengiriman Pelajar Ke Luar Negeri dengan SMA Babusalam Pekanbaru.

Dimana Bpk. Achmad Rahadian selaku Senior Manager Marketing sebagai Perwakilan Euro Management Indonesia dengan pihak Kepala Sekolah SMA Babusalam Pekanbaru Bapak Ustad Drs. H. Imran Effendy Hasibuan, MA.

Kerjasama ini dalam rangka Program Pengiriman Pelajar -Pelajar untuk Studi S1 (Bachelor) ke Pusat - Pusat peradaban dunia di 25 negara maju dunia diantaranya :

 Jerman
 Prancis
 UK
 Irlandia
 Spanyol
 Italia
 Austria
 Swiss
 Belanda
 Rusia

Skandinavian :
 Norwegia
 Finlandia


 Denmark
 Swedia
 



USA
 Jepang
 Cina
 Korea Selatan
 Qatar
 EUA
 Kuwait
 Arab Saudi
 Australia
 New Zealand

Go..Go...Go...

Maju Terus Anak - anak Intelektual Bangsa..








Saatnya GO INTERNASIONAL...
Share:

Membangun Pemuda Berkualitas

Oleh Bimo Joga Sasongko

Peringatan ke-89 Hari Sumpah Pemuda (HSP) bertema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu.” Data demografi menunjukkan, jumlah pemuda Indonesia sesuai dengan UU tentang Kepemudaan dengan rentang usia antara 16–30 tahun sebanyak 61,8 juta orang. Jumlah itu 24,5 persen dari total penduduk.
Berani bersatu dalam tema HSP merupakan salah satu bentuk karakter pemuda yang diperlukan saat ini. Untuk membentuk karakter pemuda Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Dalam Perpres dinyatakan, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, rasa, pikir, dan raga. Ini dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.
Tujuan PPK membekali peserta didik guna menghadapi dinamika perubahan masa depan. Juga untuk merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, serta lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK.
PPK tidak efektif dan bisa jadi program ini akan layu sebelum berkembang jika pelaksanaan di lapangan para peserta didik hanya dijejali dengan doktrin-doktrin yang membosankan. Pengalaman pada era Orde Baru menunjukkan, doktrin yang kaku dalam pendidikan moral Pancasila kurang efektif. Bahkan, telah menjadi bumerang karena justru mendangkalkan nilai-nilai Pancasila dan menyempitkan cakrawala kebangsaan dalam mengarungi persaingan global dan menggapai kemajuan.
Adalah keniscayaan, pendidikan karakter siswa yang dilandasi dengan nilai Pancasila memerlukan proses kreatif dan daya inovatif sesuai dengan kondisi kekinian. Pembentukan karakter unggul siswa memerlukan waktu belajar yang lebih panjang. Karena para siswa perlu presentasi diri mengenai gagasan dan ide-idenya di dalam kelas. Presentasi dari masing-masing siswa perlu dilakukan agar percaya diri dan lebih memahami pelajaran serta bisa mendorong kreativitas.
Agar PPK bisa efektif dan tepat sasaran, perlu melibatkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Karena lembaga ini memiliki pengalaman panjang dan konten yang lengkap untuk mencetak remaja kreatif, inovatif, dan berkepribadian unggul. Sejak awal tahun 80-an, LIPI telah melakukan gerakan mengilmiahkan remaja lewat kelompok ilmiah remaja (KIR), perkemahan ilmiah remaja, hingga lomba karya ilmiah remaja (LKIR) dalam berbagai disiplin ilmu.
Perkemahan ilmiah remaja merupakan kegiatan pembinaan ilmiah kepada siswa untuk memberikan pemahaman mendasar mengenai metodologi penelitian ilmiah serta etika penelitian. Kegiatan ini berupa pemberian materi metodologi penelitian dalam kelas bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknik (IPA-Tek) serta Ilmu Pengetahuan Sosial. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan minat dan kemampuan remaja di bidang ilmu pengetahuan dan penelitian serta membimbing remaja melaksanakan penelitian ilmiah yang terkait dengan lingkungan sekitarnya.
Gerakan mengilmiahkan remaja oleh LIPI selama ini melibatkan para guru besar, peneliti senior dan perguruan tinggi tersebut telah membuahkan karakter remaja yang mencintai ilmu pengetahuan dan melahirkan pribadi yang ulet dalam persaingan. LIPI memiliki metode dan pengalaman untuk mendorong para remaja berani mengeluarkan gagasan cemerlang lalu melakukan presentasi ilmiah tentang karyanya di depan forum dan publik.
Presentasi siswa tentang ide dan karya otentik sejak awal tahun 80-an telah menjadi perhatian serius para guru besar. Seperti Profesor Andi Hakim Nasution, Profesor Mien A Rivai, dan koleganya lain yang sangat setia menjadi dewan juri lomba ilmiah remaja baik yang diselenggarakan LIPI maupun Kemendikbud.
Ketua LIPI waktu itu Profesor Bachtiar Rifai, kemudian dilanjutkan oleh Profesor Dody Tisna Amidjaja telah mengokohkan karakter ilmiah di kalangan remaja. Begitu juga Menteri Pendidikan seperti Daoed Joesoef, Nugroho Notosusanto, Fuad Hasan, hingga Wardiman Djojonegoro juga aktif mengikuti presentasi yang dilakukan oleh para siswa sekolah menengah. Presentasi seperti telah membuka jalan lahirnya generasi unggul yang mampu bersaing secara global.
Ruang Kreativitas
Di masa depan, para guru harus intens membimbing presentasi siswa setelah menyerap pelajaran. Perlu ruang kreativitas untuk menunjang suksesnya program PPK. Ruang kreativitas juga digunakan agar siswa lebih menjiwai nilai Pancasila dan kepribadian bangsa, serta untuk meneladani dan napak tilas keahlian para pahlawan bangsa. Pelajaran sejarah tidak lagi menjadi angin lalu, namun menjadi objek keteladanan yang konkrit dan relevan dengan tantangan terkini.
Sejarah Indonesia sebenarnya banyak berisi contoh karakter unggul, kepemimpinan otentik, jiwa kesatria, dan kompetensi tinggi. Nilai kepahlawanan tidak hanya rela dan berani mati dalam memperjuangakan bangsa, tetapi juga banyak melahirkan pahlawan ahli negosiasi dan diplomasi lewat kemahiran berbahasa asing. Kini, hal tersebut sangat penting utamanya untuk urusan perekonomian global yang makin kompleks dan penuh aspek negosiasi.
Persaingan sengit antarbangsa membutuhkan sosok piawai bernegosiasi dan berdiplomasi setara peran Haji Agus Salim atau LN Palar era kemerdekaan dulu. Di masa depan Indonesia membutuhkan generasi jago negosiasi dan diplomasi ekonomi. Ini khususnya perdagangan dan investasi guna memenangkan persaingan global mengatasi kondisi “The Great Disruption” yang sering mewarnai dunia.
Para siswa harus lebih banyak mempelajari dialektika pahlawan bangsa untuk kemajuan. Betapa mengagumkan, para pahlawan yang sudah berjuang sejak belia. Seperti diperlihatkan Dokter KRT Radjiman Wediodiningrat pada usia 20 tahun sudah lulus dokter dari Stovia Batavia dengan prestasi tinggi.
Program PPK berhasil jika bisa mencetak pemuda santun, cerdas, inspiratif, dan berprestasi. Dalam dekade terakhir ada kegalauan luar biasa para pemimpin dunia yang lebih dulu mengalami kemajuan berkat industrialisasi liberal dan kapitalistik. Negara maju seperti Amerika Serikat sekalipun begitu resah terkait kualitas dan daya saing para remaja.
Daya saing suatu bangsa ditentukan kreasi inovasi kaum muda. Ini seperti tergambar dalam kajian lembaga pendidikan terkemuka Amerika, Harvard Business. Di situ ditekankan perlu mendorong daya saing kaum muda di bidang sistem inovasi dan produksi.
Kini, saatnya totalitas membangun ruang kreativitas sekolah. Negeri ini membutuhkan begitu banyak tokoh muda inovator menuju kejayaan bangsa. Inovasi segala macam disiplin ilmu dan keanekaragaman budaya. 

Penulis Lulusan North Carolina State University, Amerika Serikat.


Share:

Sumpah Pemuda dan Generasi Milenial

Oleh   :   Bimo Joga Sasongko   *)

            Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-89 diwarnai dengan kerawanan generasi milenial yang alami ketergantungan berat terhadap akses internet. Aspek konektivitas tengah menjadi candu bagi generasi muda kini. Sayangnya hal tersebut belum mendongkrak produktivitas dan nilai tambah ekonomi kebanyakan pemuda. Belanja teknologi informasi dikalangan generasi milenial justru makin boros dan kurang digunakan untuk hal-hal yang produktif.
Hadirnya teknologi digital harusnya menjadikan Indonesia semakin produktif dan berdaya saing. Nyatanya belum demikian. Teknologi itu baru digunakan untuk hal-hal yang konsumtif. Remaja yang menggunakan TIK untuk  kegiatan inovatif produktif masih langka. Kerawanan generasi milineal diatas harusnya menjadi perhatian serius. 
Kebetulan peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini bertema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu”. Perlu ada tekanan makna terhadap kata bersatu sebagai agenda aksi bersama untuk eleminir kerawanan generasi milenial dalam berkonektivitas.
Data demografi menunjukan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan Undang-undang tentang Kepemudaan dengan rentang usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut bisa kita sebut sebagai generasi milenial.
Bisa juga disebut sebagai C-generation (conected generation). Jumlah itu 24,5% dari total penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014). Kondisi demografi pemuda diatas harus dikelola secara totalitas dan strategi yang jitu. Agar jumlah besar itu nantinya tidak menjadi pemboros yang menjadi beban bangsa ke depan.
Berdasarkan penelitian Alvara Research Center terdapat beberapa ciri generasi milenial. Pertama, generasi itu sangat kecanduan internet. Pada umumnya mereka menggunakan internet memakan waktu rata-rata satu sampai enam jam per hari. Kedua, mereka mengakses internet menggunakan smartphone. Internet selalui diakses karena keinginan mengaktifkan hubungan (chatting, saling berkirim pesan, gambar dan video call) dengan teman media sosialnya.
Ketiga, mereka akses internet setiap waktu mulai bangun tidur hingga kembali tidur.  Puncak dari mengakses internet terjadi saat mereka luang dari kegiatan rutinitas, yaitu dari pukul 18.00 hingga pukul 22.00. 
Kerawanan yang mengintai generasi milenial juga berupa kecenderungan anti sosial. Apalagi sekarang negeri ini belum ada arah yang jelas terkait dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Mestinya teknologi pendidikan bisa mengatasi dampak negatif dari interaksi generasi muda dengan perkembangan teknologi tersebut. Sayangnya, kebijakan nasional terkait teknologi informasi dan komunikasi pendidikan selama ini dalam kondisi amorfik sehingga gagal menjadi wahana untuk membentuk C-generation yang sehat dalam berkonektivitas.
Teknologi Untuk Rakyat Banyak
Era konvergensi teknologi informasi mestinya melahirkan generasi C yang ideal, yang mampu lakukan konektivitas produktif, konten kreatif, kolaborasi inovasi, dan pengembangan pemikiran kontekstual.
Negara maju seperti halnya Amerika Serikat telah berusaha keras untuk atasi dampak negatif penggunaan internet bagi generasi milenial. Kerisauan terhadap dampak negatif perkembangan teknologi informasi bagi generasi bangsa tergambar dalam buku Mark Bauerlein yang pernah menjadi best seller. Yakni “The Dumbest Generation”. Buku Bauerlein itu mengulas tentang pembodohan dan sifat boros anak-anak Amerika Serikat akibat akses internet dan gim.
Buku itu menggugat janji-janji teknologi informasi dengan berbagai tajuk, seperti knowledge sharing, information superhighway, dan lain-lain. Ternyata, janji-janji itu tidak seluruhnya benar.
Hanya sebagian anak muda yang berhasil memetik sisi positif dari perkembangan teknologi tersebut. Hal itu pada akhirnya melahirkan generasi muda yang boros, pemalas dan suka jalan pintas yang diistilahkan sebagai generasi dumbest alias dungu. Secara lugas buku itu juga mengkaji kecenderungan generasi muda menjadi generasi yang cuma sibuk chatting tanpa konteks intelektualitas yang mendalam.
Pemerintah jangan justru mendorong sifat boros generasi milenial dalam hal berkonektivitas. Pemerintah perlu fokus kepada program teknologi informasidan komunikasi kerakyatan yang bertujuan menjadikan teknologi tersebut untuk kemaslahatan rakyat seluas-luasnya dengan harga yang semurah-murahnya. Dengan berbagai terobosan teknologi dan inovasi tepat guna yang mengedepankan open sources dan membongkar regulasi yang selama ini cenderung berpihak kepada vendor asing.
Kabinet Kerja Presiden Jokowi diharapkan bisa mewujudkan e-Readiness Indonesia untuk atasi kerawanan generasi milenial dalam berkonektivitas. Perlu kesiapan infrastruktur teknologi informasi kerakyatan, sistem inovasi, insentif pengembang Produk TI, dan faktor sosio teknologi untuk atasi dampak negatif pesatnya teknologi informasi.
Hadirnya teknologi digital harusnya menjadikan bangsa Indonesia semakin kreatif dan produktif. Nyatanya belum demikian. Teknologi baru digunakan untuk mengonsumsi, dan untuk produktivitas masih langka.
Hal itu dikemukakan oleh maestro industri kreatif Garin Nugroho dalam berbagai diskusi ilmiah di beberapa perguruan tinggi. Menurut Garin, belum ada kesadaran bahwa teknologi informasi dan media baru mesti dikapitalisasi atau diproduktivitaskan.
Sebagai salah satu negara yang selalu masuk dalam lima besar pengguna internet di dunia, tapi bangsanya masih membudidayakan konsumerisme. Kondisi Tersebut membuat ranah teknologi informasi dan sosial media praktis telah dikooptasi atau digunakan oleh pasar global daripada pasar lokal.


*) Pendiri Euro Management Indonesia. Ketua Umum IABIE. 



Share:
🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪

Diskusi 4 Mata

📆 Jumat, 20 Oktober 2017
🕰 Pukul 18.30 WIB
🏢 Kantor Pusat
Euro Management Indonesia
Gd. Ir. H M. Suseno
Jl. R. P Soeroso no.6
Menteng - Jakarta Pusat 10330

Diskusi 4 Mata Presiden Direktur & CEO
Euro Management Indonesia, Bimo Sasongko BSAE, MSEIE, MBA dengan Herr Henning Lauterbach, Pemilik dan Pimpinan Hartnackschule,Berlin, Jerman
yang telah melakukan ujian sertifikasi  bahasa Jerman level B1-B2 kepada siswa/i PPS S1 Jerman. Angkatan 14 Grup OHM Tahun 2017-2018.


Hartnackschule adalah lembaga bahasa di Jerman yang sudah berdiri selama 100 tahun, dan telah bekerjasama selama 9 tahun dengan Euro Management Indonesia

🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪🇮🇩🇩🇪






Share:

Pers Release Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89, 28 Oktober 2017

PERS RELEASE
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-89
28 Oktober 2017
Sumpah Pemuda dan Navigasi Generasi Milenial

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) 2017 bertema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu”. Potensi demografi pemuda Indonesia yang jumlahnya sangat besar harus menjadi SDM penggerak kemajuan bangsa, bukan beban sosial yang menjadi pecundang zaman. Pemuda harus berani bersatu untuk wujudkan kemajuan disegala bidang.

Data demografi Indonesia menunjukkan jumlah pemuda di Indonesia dengan rentang  usia antara 16-30 tahun, sebanyak 61,8 juta orang. Secara kuantitas angka tersebut sangat besar potensi dan resikonya. Oleh sebab itu butuh navigasi agar potensi pemuda tidak salah kaprah dan salah urus. Pemuda saat ini disebut sebagai Generasi Milenial yang kesehariannya sangat akrab dengan perangkat teknologi informasi. Generasi milenial Indonesia mesti produktif dan inovatif. Jangan kerasukan  konsumerisme yang boros dan tergantung produk asing.

Mulai tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Bonus demografi analog pisau bermata dua. Disatu sisi merupakan potensi atau peluang yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan SDM usia produktif dalam jumlah yang besar. Namun jika salah kelola, maka bukan bonus yang didapat, tetapi bisa timbulkan malapetaka sosial.

Sumpah Pemuda adalah inisiatif hebat dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) saat 89 tahun yang lalu. Inisiatif melahirkan Sumpah Pemuda yang menjadi tonggak kokoh bagi terwujudnya persatuan Indonesia. Aktualisasi semangat Sumpah Pemuda saat ini menjadi penting, lantaran bangsa ini membutuhkan inisiatif besar untuk menghadapi globalisasi. Persaingan ideologi dan politik telah berganti menjadi persaingan inovasi antar bangsa. Apalagi planet Bumi kondisinya semakin crowded sehingga perlu inisiatif persatuan dalam bentuk kolaborasi berkarya yang mampu melahirkan berbagai solusi cerdas. Melihat kondisi global, Indonesian butuh pemuda-pemuda yang benar-benar mampu kendalikan semangat zaman dengan inisiatif besar lewat berbagai inovasi untuk mewujudkan kemajuan
bangsa.

Pemuda itu harus mampu menciptakan economic value sebesar-besarnya di negerinya yang kaya dengan sumber daya. Tata ekonomi dunia sekarang diwarnai dengan digitalpreneur yakni kewirausahaan dengan memanfaatkan teknologi digital. Dalam konteks diatas Indonesia membutuhkan platform besar “For Brighter Digitalpreneur” untuk mencetak digital inventor yang lebih banyak lagi dari kalangan pemuda. Agar dampak buruk teknologi informasi dan kerawanan generasi milenial bisa diatasi.

Peringatan HSP kali ini diwarnai dengan kerawanan generasi milenial yang alami ketergantungan berat terhadap akses internet. Aspek konektivitas tengah menjadi candu bagi generasi muda kini. Sayangnya hal tersebut belum mendongkrak produktivitas dan nilai tambah ekonomi kebanyakan pemuda. Belanja teknologi informasi dikalangan generasi milenial justru makin boros dan kurang digunakan untuk hal-hal yang produktif.

Hadirnya teknologi digital harusnya menjadikan Indonesia semakin produktif dan berdaya saing. Nyatanya belum demikian. Teknologi itu baru digunakan untuk hal-hal yang konsumtif. Remaja yang menggunakan TIK untuk  kegiatan inovatif produktif masih langka. Kerawanan generasi milineal diatas harusnya menjadi perhatian serius seluruh komponen bangsa. 

Kerawanan yang mengintai generasi milenial juga berupa kecenderungan anti sosial. Apalagi sekarang negeri ini belum ada arah yang jelas terkait dengan pengembanganteknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan. Mestinya TIK pendidikan bisa mengatasi dampak negatif dari interaksi generasi muda dengan perkembangan TIK. Sayangnya, kebijakan nasional terkait TIK pendidikan belum berhasil menjadi wahana untuk membentuk generasi milenial yang sehat dalam berkonektivitas. Era konvergensi teknologi informasi mestinya membentuk generasi milenial yang ideal, yang mampu lakukan konektivitas produktif, konten kreatif, kolaborasi inovasi, dan pengembangan pemikiran kontekstual.

Atas perhatian dan kerjasama antara Euro Manajemen Indonesia dan rekan-rekan jurnalis media massa, baik media cetak maupun elektronik, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 28 Oktober  2017




Bimo Sasongko, BSAE, MSEIE, MBA

President Director & CEO






Share:

Surat Dukungan dari KEMENTERIAN KEMENLU

Surat dukungan yang di berikan kepada Euro Management Indonesia sebagai satu-satunya konsultan pendidikan Internasional terbesar di Indonesia yang mempunyai Ikatan Alumni yang Kuat, untuk terus mensosialisasikan program unggulannya, yaitu Program Beasiswa Bahasa yang bertemakan Indonesia 2030: Sejuta Indonesia di Jantung Dunia. Salah satu cara yang dilakukan oleh Euro Management Indonesia adalah dengan terus melakukan pertemuan dan  kerjasama dengan berbagai institusi pemerintahan.



Share:

Pemuda Pengendali Zaman

Oleh   Bimo Joga Sasongko   *)

Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) ke-89 diwarnai fenomena kepemimpinan yang semakin belia. Baik kepemimpinan politik maupun korporasi. Patut angkat topi menyaksikan kepemimpinan dunia semakin diisi oleh sosok belia. Terakhir ini banyak terpilih kepala pemerintahan dengan usia yang relatif muda. Sebut saja, Jacinda Ardern (37 tahun) Perdana Menteri Selandia Baru. Ardern melakoni anggota dari Partai Buruh sejak berusia 17 tahun.
Selain itu pemilu Austria juga menghasilkan pemimpin baru berusia 31 tahun, yakni Sebastian Kurz. Dan, masih sederet pemimpin muda dunia lainnya seperti Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau hingga  Presiden Prancis Emmanuel Macron. Peringatan HSP tahun ini bertema “Pemuda Indonesia Berani Bersatu”. Data demografi menunjukkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU tentang kepemudaan dengan rentang usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang.
 Jumlah itu 24,5 persen dari total penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014). Kondisi demografi pemuda diatas harus dikelola secara totalitas dan strategi yang jitu agar jumlah besar itu nantinya tidak menjadi beban sejarah hingga berubah menjadi bencana sosial. Ada tiga karakter dan kapasitas yang perlu dikapitalisasi setiap generasi muda untuk memenangi pertarungan masa depan sekaligus dalam mewujudkan mimpi Indonesia.
Pertama, diperlukan generasi muda yang memiliki kualitas integritas yang tinggi, Kedua, kapasitas keahlian dan intelektual yang cukup mumpuni dan, ketiga, karakter kepemimpinan yang peduli dan profesional di bidangnya. Tak pelak lagi, Bangsa Indonesia sedang menanti bangkitnya kaum muda yang berani bersatu untuk kendalikan semangat jaman.
Perlu membangun optimisme kebangsaan bahwa tidak lama lagi pemuda mampu mewujudkan mimpi bangsa Indonesia, dan menjadi sangat terhormat di antara bangsa lain. Bahkan lebih dari itu, bangsa ini perlu bermimpi untuk suatu saat memimpin dunia. Memimpin dalam aspek politik, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Proyeksi dan prediksi tentang Indonesia yang akan menjadi bangsa besar dan maju pada tahun 2030 telah dibuat McKinsey Global Institute. Berbagai indikator telah dikemukakan oleh McKinsey Global Institute. Seperti potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang amat hebat jika SDM muda dikelola dan diarahkan dengan benar.
Sejarah menunjukkan bahwa kaum belia lebih tangguh dan trengginas mengendalikan semangat jaman dan berani membuat terobosan dan karya inovatif. Orang tua kita sering menyatakan bahwa anak muda itu ''kaduk wani kurang deduga'' (kelewat berani tapi kadang-kadang kurang perhitungan). Itulah kekuatan dan keajaibannya kaum muda. Sejarah kebangsaan kita telah menyajikan kehebatan para tokoh muda belia.
Banyak di antaranya malah mencapai puncak kariernya dalam usia yang masih sangat belia. Kita akan terus menyaksikan munculnya pemimpin yang makin belia di berbagai bidang kehidupan. Terutama mereka yang menjadi penggerak inovasi yang bisa merubah kehidupan lebih baik.
Kiprah pemimpin belia penggerak inovasi menarik untuk diamati. Antara lain sosok Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Yang kini mulai bangkitkan kapasitas inovasi dengan sasaran utama kaum pemuda.
Solusi persoalan bangsa tidak cukup dengan pembangunan infrastruktur. Yang lebih penting adalah lahirkan berbagai macam inovasi dari dan untuk masyarakat.
Sesaat setelah dilantik Gubernur dan Wakil Gubernur DKI langsung meluncurkan Citizen Innovation Laboratory atau laboratorium inovasi warga. Wagub Sandiaga Uno optimis akan lahirkan 100 ribu penggerak inovasi dari kalangan pemuda lewat laboratorium yang dikelola oleh Pemprov bersama dengan masyarakat.
Slogan  “Membangun Kota dengan Gerakan Warga dan Inovasi” oleh Gubernur DKI yang baru mesti kedepankan partisipasi pemuda. Benih-benih kreativitas warga kota sulit tumbuh subur tanpa disertai dengan penguatan sistem inovasi. Sayangnya sistem inovasi selama ini belum progresif dan masih terjerat birokrasi sehingga sulit terserap oleh masyarakat luas. Padahal, sistem inovasi dunia telah ditandai dengan kencangnya laju open innovation atau inovasi terbuka.
 Antara lain menjadikan hasil-hasil riset yang dilakukan oleh berbagai pihak bisa dikolaborasi dan digunakan oleh masyarakat secara mudah.Program penggerak inovasi DKI Jakarta searah dengan pemikiran Profesor Henry Chesbrough seorang pakar dari UC Berkeley. Dia telah melakukan riset panjang tentang open innovation di lembaga-lembaga riset dan perusahaan besar di Amerika Serikat.
Dari riset tersebut dihasilkan beberapa buku kategori best seller. Salah satu bukunya berjudul “Open Business Models; How to Thrive in the New Innovation Landscape” sangat berguna untuk penggerak inovasi dan suburkan budaya inovasi.Kini laju open innovation semakin kencang dan  terus mengubah cara barang dan jasa diciptakan dalam perokonomian global. Begitupun perusahaan multinasional mulai mentransformasikan dirinya menjadi model perusahaan kolaboratif. 

Transformasi tersebut menjadi peluang emas bagi para inovator di DKI Jakarta yang bernaung dalam Citizen Innovation Laboratory. Selama ini sistem inovasi di negeri ini masih belum kondusif dan baru bersifat elitis alias kurang merakyat.
Menurut Freeman sistem inovasi pada dasarnya merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari sehimpunan aktor, kelembagaan, jaringan, kemitraan, hubungan interaksi dan proses produktif yang mempengaruhi arah perkembangan dan kecepatan inovasi dan difusinya serta proses pembelajaran.
Gerakan inovasi di DKI Jakarta membutuhkan dana yang cukup besar. Tentunya tidak cukup dari sumber APBD. Perlu dibentuk innovation fund semacam dana abadi.
 Dana itu diharapkan berasal dari APBN/APBD, CSR perusahaan dan sumbangan dari pihak ketiga dari dalam maupun luar negeri. Dana tersebut sebaiknya dikelola oleh badan otonom. Pemerintah pusat harus segera mendukung secara konkrit gerakan inovasi DKI.
Apalagi pada saat ini betapa rendahnya investasi nasional dalam penelitian dan pengembangan yang kurang dari 0,1 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Hal ini tentunya bisa menghambat kapasitas Indonesia untuk berkembang menjadi negara maju. Perlu totalitas untuk membangkitkan daya inovasi dan kreasi guna kesejahteraan dan peradaban Indonesia.    

*) Pendiri Euro Management Indonesia. Ketua Umum IABIE.


Share:

UJIAN TES ONDAF (Online Deutsch als Fremdsprache)



📆 Kamis, 26 Oktober 2017
🏢 Gedung Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Jalan Margonda Raya – Depok

Ujian Tes OnDaf merupakan pra-syarat untuk dapat mengikuti Ujian Masuk (Aufnahmetest) Studienkolleg TU- Berlin, HTW Berlin dan Beuth Hochschule Berlin. Ujian kali ini diikuti oleh 83 Siswa PPS S1 Jerman, Angkatan 14 Grup Ohm.


Selamat kepada para siswa-siswi Euro Management Indonesia setelah mengikuti hari ke 2 Ujian Test OnDaF , Semoga Sukses dan berhasil diterima di Studienkolleg Impian.
















GO..GO...GO..‼

Maju Terus Intelektual Bangsa

Viva Euro Management Indonesia


Share:

Popular

Euro Management Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

@euro.management

Pengikut

Statistik Pengunjung

Blog Archive

Adbox

Arsip Blog

Recent Posts