Press Release Hari Sumpah Pemuda





  PRESS RELEASE
HARI SUMPAH PEMUDA TAHUN 2016
“Mewujudkan Budaya Inovasi untuk Pemuda”

Jum’at, 28 Oktober 2016
Kantor Pusat Euro Management Indonesia
Jl. R.P. Soeroso No. 6 Menteng Jakarta Pusat
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-88 sebaiknya menjadi momentum untuk merumuskan solusi dan agenda bersama pemuda menghadapi tantangan dan masalah krusial.

Data demografi Indonesia menunjukan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU tentang kepemudaan dengan rentang  usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang. Jumlah itu 24,5 % dari total penduduk Indonesia yang mencapai 252 juta orang (BPS, 2014). Kondisi demografi pemuda diatas harus dikelola secara totalitas dan strategi yang jitu. Agar jumlah tersebut nantinya tidak menjadi beban sejarah hingga berubah menjadi bencana sosial.

Seperti maraknya kasus kekerasan oleh pemuda dan tindak kejahatan hingga meningkatnya kasus narkoba dan masalah kejiwaan dikalangan pemuda. Hal itu terjadi karena beberapa faktor yang saling memengaruhi. Antara lain faktor kemiskinan struktural, lonjakan pengangguran usia muda akibat sempitnya lapangan kerja, ketimpangan pendidikan, meningkatnya pengidap gangguan kejiwaan usia muda,  dan semakin jauhnya rasa keadilan sosial yang dirasakan oleh kaum muda. Banyak kaum muda yanag sumpek karena terbatasnya ruang kreativitas dan kurangnya kepedulian untuk menumbuhkan daya kreativitas dan kompetensi kewirausahan kaum muda.

Proyeksi dan prediksi tentang Indonesia yang akan menjadi bangsa besar dan maju pada tahun 2030 telah dibuat McKinsey Global Institute.Berbagai indikator telah dikemukakan oleh McKinsey Global Institute, seperti pusat-pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai tersebar di luar Pulau Jawa. Prediksi diatas bisa terwujud jika postur SDM bangsa utamanya para pemuda diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk belajar sejak dini di pusat-pusat keunggulan iptek dan inovasi dunia.

Indonesia membutuhkan terobosan atau langkah dan kebijakan yang tidak biasa. Peran penerobos diatas sangat tepat dilakukan oleh kaum muda. Kini perlu menganalogikan dan memperbaharui konsep Indonesia Incorporated yang bernuansa muda. Yang sesuai dengan semangat jaman dimana tulang punggung ekonomi masa depan, yakni ekonomi kreatif yang digeluti kaum muda semakin menjadi andalan. Saatnyapemuda menggelorakan optimisme Indonesia secara konkrit dengan membangkitkan sel-sel kreatif terkecil, seperti desa atau kampung kreatif.

Pakar proses kreativitas Daniel L. Pink menyatakan bila ingin maju harus melengkapi kemampuan teknologi kita (high-tech) dengan hasrat untuk mencapai tingkat “high concept” dan “high touch”. High concept adalah kemampuan menciptakan keindahan artistik dan emosional, mengenali pola-pola dan peluang, menciptakan narasi yang indah dan menghasilkan temuan-temuan atau inovasi yang belum disadari orang lain. High touch adalah kemampuan berempati, memahami esensi interaksi manusia, dan menemukan makna. Dalam konteks diatas, diperlukan inovasi teknologi yang merupakan aspek high-tech yang pada gilirannya akan mendorong aspek high concept dan high touch  bagi kluster ekonomi kreatif yang digeluti kaum muda.

Data demografi Indonesia menyebutkan bahwa jumlah pemuda di Indonesia dengan rentang  usia antara 16-30 tahun, berjumlah 61,8 juta orang (BPS, 2014).  Secara kuantitas angka tersebut sangat besar potensi dan resikonya. Apalagi mulai tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktifIndonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini, yaitu mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa.

Bonus demografi analog pisau bermata dua. Disatu sisi merupakan potensi atau peluang yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan SDM usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Namun jika salah kelola, maka bukan bonus yang didapat, tetapi bisa menimbulkan malapetaka sosial.

Rasio sederhana bonus demografi dapat digambarkan bahwa disetiap 100 penduduk Indonesia, terdapat 64 orang yang berusia produktif, sisanya 46 orang adalah usia anak-anak dan lansia. Rasio usia produktif di atas 64% sudah cukup bagi Indonesia untuk bergerak menjadi negara maju. Itu adalah rasio usia produktif terbaik Indonesia yang berlangsung dari 2020 dan akan berakhir pada 2035. Data demografi itu klop dengan proyeksi Lembaga riset Internasional, McKinsey Global Institute yang memperkirakan dengan tingkat pertumbuhan ekonominya yang paling stabil di dunia, Indonesia akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi nomor tujuh di dunia pada tahun 2030 mendatang.

Segenap bangsa berkewajiban mencetak pemuda yang santun, cerdas, inspiratif dan berprestasi. Perlu menekankan arti penting kemandirian dan kreativitas pemuda Indonesia. Peringatan Sumpah Pemuda kali ini masih diwarnai dengan maraknya penyakit sosial yang melibatkan pemuda.

Tak bisa dimungkiri, makna Hari Sumpah Pemuda kini masih kabur sehingga perlu reinventing agar pemuda kembali kepada tugas sejarahnya. Semakin banyak Pemuda Indonesia yang teralienasi dengan tantangan jaman karena pemerintah kurang serius memberikan fasilitas yang memadai untuk berkarya nyata.

Akibatnya, banyak pemuda yang hari-harinya terasa menjemukan dan sumpek karena minimnya prasarana atau ruang kreativitas. Padahal dalam era sekarang ini ekonomi kreatif bisa tumbuh subur jika distimulir adanya ruang kreatifitas dan kursus-kursus atau workshop gratis bagi pemuda.

Atas perhatian dan kerjasama antara Euro Manajemen Indonesia dan rekan-rekan jurnalis media massa, baik media cetak maupun elektronik, kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.


Jakarta, 28 Oktober  2016





Bimo Sasongko, BSAE, MSEIE, MBA

President Director & CEO
















Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular

Euro Management Indonesia. Diberdayakan oleh Blogger.

@euro.management

Pengikut

Statistik Pengunjung

Blog Archive

Adbox

Arsip Blog

Recent Posts